Outbound

1.LATAR BELAKANG

Kualitas Sumber Daya Manusia ditentukan oleh kualitas dari setiap individu tersebut. Kemampuan manusia terletak pada perpaduan yang sangat rumit antara: keahlian dan karakter, kesiapan dan kesediaan menghadapi tantangan, ketekunan dalam memecahkan permasalahan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.

Peningkatan kemampuan Pelajar tidak hanya terletak pada pengetahuan dan ketrampilan mereka, melainkan juga pada kemampuan sikap dan perilaku. Salah satu yang dapat menjelaskan mengapa banyak orang dengan keahlian di atas rata-rata telah mengalami kegagalan dalam karirnya adalah karena kegagalannya dalam mengembangkan kualitas hubungan antar manusia.

Salah satu bentuk pelatihan yang menawarkan solusi terbaik adalah pelatihan dengan menggunakan kombinasi antara media alam terbuka dan metode belajar dari pengalaman, dimana peserta dapat membebaskan diri dari paradigma lama, lepas dari ruang dan batasan-batasan formalitas yang sering menghambat kreativitas dan menutup jalan untuk membuka diri seluas-luasnya bagi suatu perubahan positif. Melalui media ini peserta dapat mempelajari respon diri sendiri terhadap seluruh stimulus yang muncul dari kondisi alam, suasana yang dibangun bersama dan setiap respon rekan peserta.

Pada Metode Pelatihan belajar dari pengalaman, diperlukan keberanian untuk meninggalkankan teori-teori, dan yang dilakukan adalah masuk lebih dekat kepada realitas hubungan antar manusia dan alam, kemudian menarik hikmah atas setiap respon dari diri sendiri dalam setiap aktivitas, lalu mencoba menteorikan hikmah yang diperolehnya from wonder to wisdom, dan merancang rencana untuk mentransfernya kedalam situasi nyata di kehidupan sehari-hari dan pekerjaan.

Proses belajar dari pengalaman seperti ini, yang nampaknya rumit, memiliki kekuatan karena situasinya ‘memaksa’ peserta memberikan respon spontan yang melibatkan fisik, emosi dan kecerdasan, sehingga secara langsung mereka dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan membicarakan secara terbuka seluruh pola stimulus respon ini secara bersama-sama, maka dari pelatihan ini kita dapat mengharapkan munculnya pemahaman pada keahlian, value dan karakter yang dapat memberikan tanggapan-tangganpan kreatif atas setiap perubahan dunia.

2.TUJUAN PELATIHANProgram pelatihan dengan media alam terbuka sangat ditentukan oleh kebutuhan organisasi, yang didasari oleh kondisi organisasi sekarang dan kondisi yang hendak dicapai di masa depan. Itulah sebabnya mengapa program pelatihan kami bersifat KHUSUS UNTUK SETIAP ORGANISASI. Program tidak bisa hanya gabungan dari cuplikan - cuplikan dari berbagai tema yang sudah umum, tetapi harus merupakan suatu rangkaian yang terencana dengan baik. Karena itulah kami membutuhkan waktu dan informasi yang cukup dari pengguna jasa kami sebelum dapat menentukan program secara tepat.

Secara umum bentuk program dan tujuan pelatihan dapat dikategorikan kedalam:

1. ACHIEVEMENT MOTIVATION, adalah program yang bertujuan meningkatan kemampuan sikap individual, seperti komitmen, motivasi dan kepercayaan diri, serta kemampuan dalam rangka memenuhi kebutuhan berprestasi (Need for Achievement).

2. TEAM BUILDING/SKILL, adalah peningkatan kinerja kelompok melalui peningkatan kualitas hubungan antar manusia di dalam kelompok, dimana peserta sehari-hari bekerja dalam sebuah team, atau bukan dari kelompok kerja (Team Skill).

3. LEADERSHIP, adalah program peningkatan kemampuan bagi seseorang pelajar yang berada pada posisi pemimpin orgasnisasi sekolah. Hal ini pada kenyataannya menjadi penting karena seseorang tidak akan dapat me-manage tanpa memimpin (lead).

4. ASSESSMENT PROGRAM, adalah program yang disusun berdasarkan kebutuhan Pimpinan Sekolah untuk melihat bagaimana kemampuan anak didiknya dibandingkan dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk berhasil dalam prestasi belajarnya.


3. BENTUK KEGIATAN


SIMULASI PERMAINAN, berupa kegiatan permainan yang dirancang dengan aturan-aturannya yang dapat memberikan stimulus yang mendekati kenyataan sehari-hari. Dari sini dapat dilihat respon yang muncul, dan kemudian digunakan sebagai ‘alat’ evaluasi diri.

AKTIFITAS NYATA, berupa kegiatan yang pada kenyataannya memang harus dilakukan seperti: berjalan di jalan setapak, membuka tenda regu, tinggal bersama dengan tenda di alam terbuka, adalah kegiatan nyata, yang memunculkan reaksi-reaksi spontan. Kegiatan nyata tidak focus pada objective dalam hal ini tidak luput  dari perhatian dan mendapatkan ‘pembahasan’ yang memadai, karena aktifitas nyata ini spontan dan alamiah.
RANGKAIAN PEMECAHAN MASALAH, berupa kegiatan yang ‘memaksa’ peserta mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk memecahkan masalah-masalah, dari sini akan muncul sikap dasar dari seseorang dalam menghadapi masalah dan proses pemecahan masalah.
DISKUSI KELOMPOK, merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran adalah ‘sharing experience’ untuk menambahkan pengalaman-pengalaman orang lain pada pengalaman otentik diri sendiri. Dengan berbagi pengalaman seperti ini diharapkan muncul nilai-nilai umum yang berlaku.

FEEDBACK & ACTION PLAN, umpan balik dapat dilakukan secara terbuka ataupun tertutup, ditentukan menurut kondisi peserta dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Bagi corporate, langkah berikutnya adalah dengan memberikan dukungan untuk perubahan atau pengembangan diri yang diinginkan dan membantu memonitor tahap-tahap perkembangannya.

4.TINDAK LANJUT

Proses monitoring dan evaluasi terhadap setiap pelajar dalam tiap tahapan merupakan bentuk tindak lanjut yang mutlak perlu. Kenyataan yang ada seringkali pelatihan menjadi sekedar pelatihan karena evaluasi hanya berhenti pada level reaction. Kami sangat berharap bahwa Kami bersama-sama dengan Guru dapat membuat suatu pola evaluasi yang dapat membantu Manajemen Sekolah dalam menyusun strategi pengembangan kemampuan prestasi belajar.
Pengukuran /evaluasi terhadap peserta dapat dilakukan dalam level:
  REACTION, reaksi spontan terhadap stimulus dalam pelatihan.
  LEARNING, tingkat kemampuan belajar peserta.
  BEHAVIOUR, perubahan perilaku dalam pekerjaan.
  RESULT, perubahan hasil kerja dalam kerangka organisasi



5.SAFETY KEGIATAN

Bagi Kami, mengutamakan safety adalah melaksanakan seluruh tindakan-tindakan penting untuk menjaga suasana pelatihan agar aman dan nyaman bagi peserta untuk belajar.
Terdapat dua hal penting mengenai safety.

PHYSICAL SAFETY
Tidak ada yang sanggup mengeliminasi risiko hingga 0%. Pelatihan dengan media alam terbuka memiliki resiko keselamatan pada peserta dan kami selalu mengutamakan keselamatan peserta dalam setiap setting aktifitas pelatihan dengan cara menggunakan fasilitator dan peralatan yang telah teruji secara internasional. Namun demikian masih terdapat risiko yang uncontrollable oleh Kami, seperti kekurangan hati - hatian peserta sendiri, karena itu juga diperlukan kerjasama dengan peserta dalam memperkecil risiko terjadinya situasi yang tidak diinginkan.
PSYCHOLOGICAL SAFETY
Faktor penting yang sering terlupakan adalah keselamatan secara psikologis. Untuk ini Kami menyusun dan mendorong disepakati ‘aturan main’ untuk tidak menimbulkan ‘sakit hati’ peserta yang disebabkan oleh tindakan atau perkataan dari sesama peserta maupun fasilitator. Dengan suasana alam seperti itu, dimana tidak ada satupun orang yang takut salah, takut dicemooh, takut dikomentari, maka suasana pelatihan menjadi kondusif untuk seluruh peserta.


6.FASILITATOR


Fasilitator akan terdiri dari tim fasilitator outdoor dan tim fasilitator psikologi. Fasilitator Psikologi membantu proses belajar dari pengalaman, pemahaman pada makna dari setiap aktifitas, dan membantu pada tahap refleksi. Dengan demikian aktifitas dapat menjadi alat belajar yang bekerja optimal.

7.LOKASI

Berikut beberapa tempat yang kami sarankan, atau dapat juga mengacu pada kebutuhan dan keinginan customer.
Tangkahan, Taman Nasional Gunung Leuser
Bumi perkemahan Sibolangit
Taman Wisata Alam (TWA / CA) Sibolangit, Sumatera Utara.
Danau Lau Kawar, Berastagi, Sumatera Utara
Gundaling, Berastagi, Sumatera Utara
Danau Toba, Pulau Samosir, Sumatera Utara
Enigma Outboundyard, Takengon, Nanggroe Aceh Darussalam

8.PERSIAPAN PESERTA
Perlengkapan:
Celana Panjang Lapangan
T-Shirt
Topi/Bandana
Sepatu Trekking/Jogging-Sol Gerigi
Kaos Kaki
Obat-obatan Pribadi

Fisik:
Senam atau peregangan
Jogging

Tidak diperlukan kesiapan fisik yang khusus, setiap orang sehat dengan mental yang siap dan terbuka dapat mengikuti pelatihan kami. Meskipun kegiatan tidak dibuat dengan cara pandang ‘harus mengikuti’, tetapi salah satu konsekuensi pelatihan menggunakan media alam terbuka adalah kegiatan yang membutuhkan kesiapan fisik, karena seringkali otot yang kita pergunakan selama pelatihan berbeda dengan keseharian kita.
Secara mental, perlu bagi setiap peserta untuk memiliki komitmen untuk mengikuti pelatihan sampai selesai, karena pelatihan yang dirancang khusus dapat menjadi sangat tidak berarti bagi yang hanya menerima sepotong-sepotong saja dari keseluruhan proses.


9.PROGRAM SAMPLE

LATAR BELAKANG PROGRAM (SAMPLE)
Manajemen organisasi akan melaksanakan pelatihan Team Building ini untuk meningkatkan kinerja tim dalam rangka menghadapi perkembangan organisasi.

Dengan kemampuannya (skill, knowledge dan attitude) pelajar diharapkan sanggup bekerja sebagai menyelesaikan berbagai tantangan baru dengan cara mempelajari permasalahan dan menyelesaian masalah tersebut dan tetap konsisten dalam mengerjakan tugas-tugas rutin.

Yang diharapkan dari pelatihan

Peningkatan kemampuan sikap (attitude) pada aspek-aspek tertentu.
Report Team Condition atas aspek-aspek tersebut.


TUJUAN PELATIHAN (SAMPLE)

Pelatihan peningkatan kemampuan sikap bagi kelompok.
Aspek kemampuan yang akan ditingkatkan antara lain:
Logic : Trouble Shooter, Analysis, Strategic, Risk Taking

Initiative : Planning Organization, Individual Leadership, Proactive

Energy : Aggresiveness, Stress Tolerance, Adaptation, Teamwork

Skill : Influencing

Communication : Negotiating

Physical Endurance : Untuk bekerja dengan tingkat stress tertentu


RENCANA PROGRAM (SAMPLE)

Pelatihan Team Building untuk Task Force ini direncanakan Berlansung 3 hari, karenanya Kami mengusulkan agar kita mengadakan pelatihan yang High Impact agar pembelajaran lebih intensif.

Kami mengusulkan agar kita melakukan aktivitas nyata yang merupakan satu kegiatan yang kompleks dan menyeluruh, terdiri dari suatu scenario besar dengan beberapa aktivitas didalamnya.

Judul simulasi Games selama pelatihan:
‘Counter Attack’

Tugas Peserta Pelatihan (Satu Kelompok):
Menyelamatkan Sandera dari tangan Gerilyawan
 yang membawa lari sandera ke dalam hutan.

Dari simulasi permainan ini peserta diharapkan:
• Sanggup bekerja dengan kondisi waktu terbatas (stress)
• Sanggup bekerja dalam berbagai situasi/kondisi: medan baru, permasalahan baru.
• Sanggup belajar tentang hal baru yang menunjang pemecahan masalah.
• Sanggup mengahadapi ‘lawan’, baik dengan negosiasi maupun aksi/tindakan.
• Mampu melewati tahapan kerja dengan sebaik-baiknya, meliputi:
 Data Collecting: mengumpulkan seluruh informasi yang berhubungan dan filtering data secara aktif
 Analysis: menganalisa seluruh data yang masuk dan membuat kesimpulan analisis, selanjutnya
 Planning: merencanakan tindakan dan hal-hal penunjangnya, termasuk mempelajari hal-hal yang diperlukan seperti pemahaman peta kompas.
 Action: Melakukan apa yang telah direncanakan dan mencari jalan keluar apabila apa yang telah direncanakan tidak sesuai dengan kondisi medan.
 Evaluation: melakukan evaluasi terus menerus terhadap perkembangan baru dan ketika selesai melakukan tugas.

KEGIATAN (SAMPLE)PENGANTAR:

Ice Breaker, tidak saja untuk sesama peserta tetapi dengan seluruh fasilitator yang akan mendampingi peserta selama pelatihan.

Trust, kegiatan penting untuk membangun kepercayaan diantara peserta dan fasilitator sebelum memulai kegiatan dengan tema kelompok yang terstruktur.
Outdoor Skill, mempelajari hal baru yang berhubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan navigasi dan hidup di alam terbuka.


OUTDOOR ACTIVITIES:
Simulasi games utama berupa pembebasan sandera, dimana didalamnya terdapat berbagai hambatan medan atau rintangan yang sengaja dibuat oleh teroris. Seluruh rintangan harus diatasi, yang umumnya memerlukan kesiapan fisik, logis, dan kreatifitas.

DEBRIEF/REFLEKSI:
Melalui debrief peserta merefleksi hal-hal yang didapat selama bermain. Peserta dapat memperkaya pemahamannya dengan berbagi pengalaman. Kemudian peserta diajak melakukan framing terhadap pengalaman yang baru didapatnya, untuk dapat memformulasikan pengalaman tersebut menjadi suatu insight. Setelah itu para peserta akan diajak menghubungkan insight yang diperoleh dengan kondisi dunia kerja.

ASSESMENTS:
Team Condition assessment oleh para peserta

FEEDBACK:
Merupakan forum umpan balik sesama peserta dengan harapan terdapat kebiasaan memberikan umpan balik secepatnya secara positif.